Rabu, 05 Desember 2007

tugas poker

BAB I
PENDAHULUAN
1. Asal Usul Ternak Sapi
Sampai saat ini para ahli belum bisa menentukan secara pasti dimana dan kapan sapi mulai di jinakkan. Banyak para ahli memperkirakan bahwa bangsa sapi berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa , ke seluruh kawasan Asia, dan Afrika. Sedangakan Amerika, Australia, dan Selandia Baru yang saat ini merupakan gudang bangsa sapi potong dan sapi perah jenis unggul tidak terdapat turunan sapi asli, melainkan hanya mendatangkan dari Eropa.
Apabila kita ingin bangsa sapi yang sekarang tersebar di penjuru dunia, mereka berasal dari sapi jenis primitif yang telah mengalami domestikasi. Sapi ini pada garis besarnya bisa digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
Bos indicus
Sapi bos indicus sekarang banyak berkembang di India. Di Indonesia sapi keturunan ini contohnya : sapi ongole dan peranakan ongole serta Brahman
Bos Taurus
Bos Taurus adalah bangsa sapi yang menurunkan bangsa – bangsa sapi potong dan perah di Eropa. Jenis sapi bos Taurus yang ditenakkan di Indonesia adalah : Aberdeen angus, Hereford, shorthorn, charolais, Simmental, dan limousin
Bos sondaicus
Golongan ini merupakan sumber asli bangsa sapi Indonesia. Sapi yang kini ada merupakan keturunan banteng(bos bibos), dewasa ini kita kenal dengan nama sapi bali, sapi madura, sapi jawa, sapi sumatera, dan sapi local lainnya.
Para ahli berpendapat bangsa – bangsa sapi yang kini kita kenal seperti sapi madura, jawa, dan sumatera berasal dari hasil persilangan antara bos inidicus dengan bos sondaicus alias sapi keturunan banteng.sedangkan sapi ongole yang pada saat ini populasinya terbanyak di antara bangsa – bangsa sapi Indonesia pertama kali didatangkan dari India ke pulau Sumba oleh pemerintah belanda pada tahun 1897. didalam perkembangan lebih lanjut dan dalam rangka perbaikan mutu ternak sapi potong di jawa, sapi jawa dikawinsilangkan dengan sapi ongole, yang keturunannya hingga saat ini di kenal dengan nama peranakan ongole (PO).
2. Tujuan
Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan penting artinya dalam kehidupan masyarakat. Sebab seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan. Terutama sebagai bahan makanan berupa daging, di samping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang,, kulit, tulang, dan lainnya sebagainya. Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Sapi sebagai salah satu hewan pemakan rumput sangat berperan sebagai salah satu hewan pengumpul bahan bergizi rendah yang dirubah menjadi bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging. Daging untuk pemenuhan gizi mulai meningkat dengan adanya istilah “balita” dan terangkatnya peranan gizi terhadap kualitas generasi penerus. Konsumsi protein hewani yang rendah pada anak – anak prasekolah dapat menyebabkan anak – anak yang berbakat normal menjadi subnormal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa protein hewani sangat menunjang kecerdasan, disamping diperlukan unutk daya tahan tubuh.
Sehubungan dengan kebutuhan protein ini, LIPI tahun 1983 merekomendasikan bahwa masyarakat Indonesia rata – rata memerlukan 50 gram protein, 20 % diantaranya berasal dari ternak dan ikan, yakni protein dari ternak 4 gram / hari dan ikan 6 gram / hari. Sedangkan 80% atau 40 gram lainnya berupa protein nabati. Namun, perlu diketahui bahwa konsumsi protein dari ternak ini masih sangat rendah, sebab baru bisa terpenuhi 2,56 gram per hari (1986). Jadi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dari daging ini, kita khususnya peternak perlu meningkatkan produksi daging.

3. Manfaat
Ternak sapi manfaatnya luas dan bernilai ekonomis. Usaha ternak sapi merupakan usaha yang lebih menarik sehingga mudah merangsang pertumbuhan usaha. Sebaliknya hewan ternak yang nilai kemanfaatan dan ekonominya rendah pasti akan mudah terdesak mundur dengan sendirinya. Hal ini bisa dibuktikan perkembangan ternak sapi di Indonesia lebih maju dari pada ternak besar ataupun kecil seperti kerbau, babi, domba, dan kambing.
Dibawah ini memperlihatkan kemanfaatan sapi yang luas dan nilai ekonomisnya tinggi :
- Mutu dan harga daging atau kulit menduduki peringkat atas bila dibanding daging atau kulit kerbau, apalagi kuda
- Sapi merupakan salah satu sumber budaya masyarakat, misalnya sapi untuk keperluan sesaji, sebagai ternak karapan, di madura, dan sebagai ukuran martabat manusia dalam masyarakat.
- Sapi sebagai tabungan. Para petani di desa – desa pada umumya telah terbiasa bahwa pada saat panen mereka menjual hasil panenan, kemudian membeli beberapa ekor sapi. Sapi – sapi tersebut pada masa paceklik atau pada saat – saat petani membuthkan uang untuk berbagai keperluan bisa dilepas atau dijual lagi.
- Hasil ikutannya masih sangat berguna, seperti kotoran bagi usaha pertanian, tulang – tulang bisa digiling untuk tepung tulang sebagi bahan baku mineral atau dibuat lem, darah bisa direbus, dikeringkan, dan digiling menjadi tepung darah yang sangat bermanfaat bagi hewan unggas dan lain – lain, serta kulit bisa dipergunakan dalam berbagai maksud di bidang kesenian, pabrik, dan lain – lain.
- Memberikan kesempatan kerja. Banyak usaha ternak sapi di Indonesia yang bisa dan mampu menampung tenaga kerja cukup banyak sehingga bisa menghidupi banyak keluarga pula.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada saat ini populasinya terbanyak di antara bangsa – bangsa sapi Indonesia pertama kali didatangkan dari India ke pulau Sumba oleh pemerintah belanda pada tahun 1897. didalam perkembangan lebih lanjut dan dalam rangka perbaikan mutu ternak sapi potong di jawa, sapi jawa dikawinsilangkan dengan sapi ongole, yang keturunannya hingga saat ini di kenal dengan nama peranakan ongole (PO). Selain sapi peranakan ongole (PO) di Indonesia terdapat juga sapi asli Indonesia diantaranya sapi bali, sapi madura, sapi jawa, sapi pinggir dll.
Ternak sapi seperti halnya makhluk hidup lainnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Selama proses pertumbuhan yang dialami ternak sapi ini dimulai semenjak awal terjadinya pembuahan hingga pedet itu lahir. Dimana pertumbuhan saat pembuahan berlangsung lambat, kemudian agak menjadi cepat pada saat menjelang kelahiran. Sesudah pedet lahir pertumbuhan menjadi semakin cepat hingga usia penyapihan. Dari usia penyapihan hingga usia pubertas laju pertumbuhan masih bertahan pesat. Akan tetapi dari usia pubertas hingga usia jual laju pertumbuhannya mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia dewasa.Kita mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetis yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging, maupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan. Dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaian iklim dan pakan. Berpangkal dari sifat genetis sutau bangsa sapi yang bisa diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat. Pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak menunjang.



























BAB III
MATERI
3.1 Keadaan Umum Perusahaan
Perseroan terbatas Tri Bakti Sarimas adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan, didirikan berdasarkan akta pendirian No. 17 Oktober 1986. Kantor pusat berkedudukan di Pekanbaru, dengan perwakilan di Jakarta, Padang dan Medan. Saat ini perusahaan telah mengembangkan berbagai usaha antara lain di bidang perkebunan, peternakan, agroindustri dan ekspor hasil perkebunan dengan menjalin usaha kemitraan bersama masyarakat setempat dibidang budi daya perkebunan dan memasarkan hasil produksi (kelapa sawit, kelapa, kakao, pinang, kompos, bibit kakao, pakan ternak sapi dan sebagainya) dalam bentuk bahan baku maupun barang jadi.
Keanekaragaman jenis usaha secara terpadu tersebut didukung oleh tenaga ahli yang berkompeten di bidangnya dengan jaringan kerja yang luas. Pada tahun 1994 di mulai persiapan untuk lokasi peternakan dan pada tahun 1995 PT.TBS memulai mengimpor sapi dari Australia. Sapi yang dipelihara ada 3 jenis yaitu : sapi brahman cross,sapi new zealand, dan sapi lokal.
Topografi daerah PT.TBS adalah : ketinggian dari permukaan laut 90 – 110 m, dengan kemiringan 10 – 20 cm dan 25 – 35. jarak PT.TBS dari kota pekanbaru lebih kurang 300 km, dengan suhu 30 – 35 C dan kelembaban 60 – 65 C.
PT.TBS mempunyai ruang lingkup yang sangat luas diantaranya:
- Perkebunan kelapa sawit
- Perkenanan kelapa hibrida
- Perkebunan kakao
- Usaha peternakan sapi
- Pabrik pengolahan kelapa sawit
- Pabrik pemanfaatan limbah perkebunan yang ada, digunakan dan di olah menjadi pakan ternak.

3.2 Pemilihan Bakalan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketrampilan terutama untuk melatih pandangan serta penilaian akurat. Keberhasilan pemilihan bakalan ternak akan sangat menentukan kebrhasilan suatu usaha. Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menetukan keberhasilan suatu usaha. Salah satu tolak ukur penampilan produksi sapi potong adalah pertambahan berat badan harian. Penampilan produksi tersebut merupakan suatu fungsi dari genetik, faktor lingkungan dan interaksi dari kedua faktor tersebut. Dengan bakalan yang berasal dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi tetap optimum. Meskipun sangat sulit menetukan baik buruknya mutu genetik, secara umum penampilan fisik sapi bakalan mencerminkan mutu genetiknya.
Jenis – jenis ternak yang dipelihara di PT.TBS yang kami lihat adalah jenis sapi Brahman cross dengan ciri- ciri sebagai berikut :
- bentuk tubuh panjang
- telinga panjang / besar
- punuk menampak
- postur tubuh besar
dan sapi shorthorn cross dengan ciri – cirri :
- kepala pendek dan bulat
- tanduk panjang menjurus kesamping
- warna bulu merah tua sampai muda
- bentuk tubuh segi empat

Jumlah ternak yang dipelihara terbagi atas :
- Anak (pedet) : berjumlah 400 ekor
- Pejantan : berjumlah 9 ekor
- Induk : berjumlah 224 ekor
- Kering kandang : berjumlah 120 ekor
- Bunting : berjumlah 200 ekor
- Sakit : berjumlah 50 ekor
Persyaratan umum dalam memilih ternak bakalan yang dilakukan oleh PT. TBS adalah :
- postur tubuh
- factor genetic
- ambing
- induk yang produktif
- kesehatan ternak
berdasarkan pengamatan dan penilaian pada ternak yang dipelihara di PT.TBS didapat bahwa performance sapi normal seperti yang lainnya / secara umum telah memenuhi standar, yang mana standarnya adalah :
- Ukuran badan panjang dan dalam. Rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak
- Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah, dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar
- Paha sampai pergelangan penuh berisi daging
- Dada lebar dan dalam serta menonjol kedepan.
- Kaki besar, pendek, dan kokoh.

3.3 Pemilihan Lokasi serta Rencana pengembangan usaha
PT.TBS berlokasi di tengah – tengah perkebunan kelapa sawit dan sangat jauh dari masyarakat yang terletak didaerah Lubuk Jambi dikabupaten Kuansing. Lokasi ini tidak begitu cocok untuk peternakan sapi karena daerah ini mempunyai kelembaban yang tinggi, yang bisa mengakibatkan ternak akan selalu minum karena kehausan, dan ini akan menyebabakan ternak tidak begitu banyak makannya. Dan ini bisa mengakibatkan ternak kekenyangan air. Tetapi berdasarkan pengamatan penulis ternak disana gemuk –gemuk. Tetapi suhu disana tidak terlalu panas, mungkin itu karena disebabkan peternakan sapi PT.TBS ini terletak didaerah perbukitan.
Menurut perencanaan PT.TBS akan membuat pabrik pemanfaatan hasil limbah perkebunan kelapa sawit, kelapa hibrida, kakao dll. Yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Dan ini akan membuat PT.TBS bagian peternakan sapi akan berkembang, karena mereka tidak akan mengeluarkan biaya untuk membeli pakan untuk sapi mereka dan limbah yang dihasilakan akan bermanfaat.
3.4 Ransum
Ransum adalah bahan makanan yang diberikan kepada ternak untuk kebutuhannya selama 24 jam. Zat makanan didalam ransum diperlukan untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, pertambahan bobot badan, kebuntingan, produksi susu dan sebagainya. Zat makanan yang dibutuhkan adalah : air, protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Bahan penyusun ransum sapi potong terdiri dari atas hijauan yaitu bahan yang mengandung serat kasar tinggi seperti : rumpuit gajah jerami dll dan kosentrat yhaitu bahan yang mengandung energi dan protein tinggi seperti dedak, bungkil kelapa, ampas tahu.
Di PT.TBS jenis bahan penyusun ransum yang digunakan adalah:
- Solid / Lumpur kelapa sawit
- Kelapa hibrida
- Dan kulit kakao
Sedangkan sumber penyusunan ransum didapat dari pabrik pengolahan kelapa sawit, kelapa hibrida, dan kakao. Kandungan gizi terutama protein kasar yang terdapat dari ransum yang digunakan adalah :
Kulit kakao sebesar 8 – 10 %
Bungkil kelapa sebesar 16 – 17 %
Kulit ari kakao sebesar 14 %
Limbah kelapa sawit (solid) sebesar 10 – 12 %
Sedangkan rasio hijau dengan kosentratnya tidak ada karena di PT.TBS ransum yang digunakan hanyalah kosentrat, mereka tidak menggunakan hijauan. Oleh karena itu padang pengembalaan yang ada pada masa dulu di tanam rumput kingres kini ditanami kelapa sawit.
Komposisi ransum sebesar :
Kulit kakao 20- 30%
Bungkil kelapa 35 %
Kulit ari kakao 8 – 10 %
Limbah kelapa sawit (solid) 40 – 50 %

3.4 Manajemen Produksi
Untuk manajemen produksi tampaknya sudah bagus, dikarenakan cara pemeliharaannya sudah sangat bagus, dan ternak nya mendapat perhatian dari peternak. Cara mereka memilih bakalan , cara mereka melakukan penyusunan ransum sudah sangat tepat. Ini di buktikan dengan peternakan mereka berkembang dengan cukup pesat dan ini bisa dilihat dari anak – anak yang lahir mencapai ratusan.

Tidak ada komentar: