Rabu, 05 Desember 2007

ayam potong

BAB I
PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia disuatu sisi dan pendapatan perkapita penduduk disisi lain menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan makanan terutama daging yang memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam kebutuhan protein hewani.
Konsumsi daging ayam meningkat paling pesat dibandingkan dengan daging sapi, kambing, ataupun daging babi. Alasan yang menebabkan kebutuhan daging ayam mengalami peningkatan yang cukup pesat adalah sebagai berikut :
· Daging ayam relatif murah dibandingkan dengan daging lainnya.
· Daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karna sedikit mengandung lemak dan kaya protein bila dibandingkan dengan daging sapi.
· Tidak ada suatu agama pun yang melarang umatnya untuk mengkonsi daging ayam.
· Daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat.
· Daging ayam cukup mudah dilolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi.
Di Indonesia banyak produsen daging ayam yang masih menerapkan cara pemotongan ayam secara tradisional dengan tempat pemotongan yang seadanya, sementara perusahaan pemotongan ayam secara modern dengan peralatan yang canggih memerlukan biaya yang sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh para pengusaha pemotongan tradisional atau pengusa kecil.
Di Negara Indonesia umumnya beragama Islam maka proses pemotongan ayam harus mengikuti proses tatacara penyembelihan ayam sesuai dengan syari’at Islam sehingga daging-daging yang dihasilkan benar-benar baik dan halal.







BAB II
PEMBAHASAN

1. MENJAJAKI PEMASARAN AYAM POTONG
Karkas dan sampingan hasil potongan ayam secara tradisional pada umumnya dijual dipasar-pasar tradisional, restaurant dan lain-lain.
Dengan pemotongan secara sederhana ini diharapkan kualitas karkas dan sampingan yang dihasilkan dapat meningkat sehingga pangsa pasar pemotongan sederhana meluas halnya pangsa pasar rumah potong modern, pangsa pasar selain ditentukan oleh kualitas karkas dan sampingan yang dihasilkan juga sangat ditentukan oleh ukuran atau berat karkas yang dijual.
Harga jual karkas dihitung berdasarkan ayam hidup yang dipotong,penyusutan ayam hidup karkas,ongkos angkutan dan ongkos produksi.
Harga karkas = harga ayam hidup + harga jual sampingan
0,645
Keterangan :
HJS : harga jual sampingan
0,645 : factor penyusutan dari ayam hidup menjadi karkas untuk ayam berukuran sedang sampai besar untuk ayam kecil dibagi 0,62

2. MEMILIH LOKASI DAN MERENCANAKAN BANGUNAN PEMOTONGAN AYAM
Tempat pemotongan ayam unsur yang penting dalam usaha pemotongan ayam pemilihan lokasi maupun bentuk yang akan didirikan perlu pertimbangan sehingga dapat berfungsi optimal.
Memilh lokasi usaha pemotongan ayam
Tempat pemotongan ayam harus memenihi persyaratan yang deapat menjamin berlangsungnya proses produksi.
· Memilih areal yang cukup untuk pengembangan
· Berada diluar kota dekat dialiran sungai
· Memilih sumber air yang cukup
· Tempat strategis yang aman
· Dekat dengan pemasaran
Jika jumlah ayam yang dipotong cukup banyak maka harus disertai dengan izin dari tetangga terdekat sebelum izin lebih lanjut
Merancang bangunan tempat pemotongan ayam
Tempat pemotongan ayam yang ideal adalah sebagai berikut:
· Bangunan utama tempat pemotongan ayam
· Tempat penampungan ayam hidup sebelum di[potong
· Tempat penanganan khusus yang terpisah dari bagian utama
· Bak pengendapan limbah
· Ruang administrasi
· Pagar halaman
· Gudang pendingin

3. PERIZINAN MENDIRIKAN PEMOTONGAN AYAM
Menurut luasan peredaran daging pembagian karkas usaha pemotongan ayam menurut perluasan peredaran daging:
Usaha pemotongan ayam kelas A
Usaha pemotongan ayam untuk penyediaan daging kebutuhan ekspor adalah pemerintah pusat
Usaha pemotonga kelas B
Usaha pemotongan kelas C
Usaha pemotongan kelas D
Menurut jenis kegiatan usaha:
Usaha pemotongan ayam milikm sendiri
Usaha pemotongan ayam yang menjual jasa pemotongan
Usaha pemotongan ditempat pemotongan milik pihak lain
Setiap orang atau badan hokum yang melakukan usaha pemotongan ayam harus memperoleh izin usaha dari pihak-pihak :
1.Direktur jendral perternakan untuk usaha pemotontgan ayam kelas A dan B
2. Gubernur, kepala daerah I untuk usaha pemotongan ayam kelas C
3. Bupati/ wali kota madya untuk usaha pemotongan kelas D

4. PERALATAN DALAM USAHA PEMOTONGAN AYAM .
Berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk usaha pemotongan ayam :
1. kendaraan pengangkut ayam hidup
2. keranjang ayam hidup
3. mesin pencabut bulu, meja peneluaran isi perut
4. bak pecucian karkas
5. gudang penyimpan karkas, kernjang karkas dan sampingan
6. pisau pemotongan ayam
7. mesin parting
8. mesin pemotong es
9. kendaraan penangkut karkas dan sampingan

5. MENYEDIAKAN AYAM HIDUP
Jenis ayam potong
Cara pengambilan dan sumber ayam hidup yang akan dipotong dan kapasitas pemotongan setiap hari.jenis ayam yang akan dipotong adalah :
1. ayam pedaging
2. ayam pejantan
3. ayam afkir
4. ayam kampong

6. SKEMA TAHAP – TAHAP PEMOTONGAN AYAM

Komponen I Komponen II Komponen III
( super dirti area ) (dirty area ) ( clean area )
Ayam hidup kepala dipotong didinginkan
Disembelih halal kaki dipotong dipersiapkan sesuai
Pesanan
Dimasukkan kedalam perut disobek dicuci ulang
air panas
Bulu diacabut isi rongga perut pembungkusan
Dikeluarkan (packing)
Pembersihan tulang dikirim atau disimpan
Dan bulu
Ducuci

7. ANALISA EKONOMI USAHA PEMOTONGAN AYAM
Analisa usaha yang berlaku untuk kapasitas pemotongan ayam sebanyak 500 perhari:
A.Biaya tetap
Tanah seluas 500 m x Rp 20.000 = 10 000.000
Bangunan 100 m x 20.000 = 20.000.000
Instalasi air = 3.000.000
Instalasi listrik = 3.000.000
Cold storage = 10.000.000
Jumlah = 46.000.000
Pemotongan peralatan
(mobil,keranjang.pencabut bulu, = 60.000.000
pisau ,meja,bbak ,timbangan dll)
gaji karyawan
staf Rp 300.000. x 13 x 3 =11.700.000
buruh Rp 200.000 x 13 x 6 = 15.600.000
jumlah = 27.900.000
penyusutan
penyusutan tanah,bangunan = 1.533.333
dan instalasi dalam 30 tahun
penyusutan peralatan
pemotongan dalam 10 tahun = 6.000.000
jumlah = 7.533.000
jumlah biaya tetap pertahun
jumlah penyusutan biaya tetap + gaji karyawan
7.533.33 + 27.100.000 = 34,633.333
B. biaya tidak tetap
Biaya total = biaya tetap pertahun + biaya tidak tetap
34.633.333 + 605.250.000
= 641.883.333

C. pendapatan
1. Karkas
Rp 3.700 x 0,645 x 1,65 x 500 x 365 = 728.662.275
2. samapingan Rp 500 x 500 x 365 = 91.250.000
3. bulu Rp 1.000.000 x 12 = 1.200.000
Jumlah = 821.112.275
D. keuntungan
Keuntungan yang diperoleh/ tahun
Pendapatan – biaya total
= 821.112.275 – 641. 8 88 333
= 179.228.942
Keutungan yang diperoleh per tahun
Sebesar Rp 179.228.942 : 12
= Rp 14.935 745.










DAFTAR PUSTAKA

Andryani, J, dkk., Diktat Pengantar Ilmu Peternakan, Buku Ajar, Pakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 1991.

Departemen Pertanian Republik Indonesia, Buku Statistik Peternakan, Jakarta; Dikrektorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, 2001.

Suharno, B., dkk., Setengah Abad Ayam Ras Di Indonesia, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Jakarta, 2001

Tidak ada komentar: